Jumat, 23 September 2011

Berbekal Naluri Bisnis, Neneng Sukses di Saudi Dengan Omset Rp1,7 M per Tahun

Banyak kisah pilu menimpa Tenaga Kerja Indonesia (TKI) di perantauan saat mengadu nasib di negeri orang. Lain halnya yang dialami oleh Hj Neneng Marwaty Darojat, ibu empat anak asal Bandung Jawa Barat. Neneng berhasil meraih omset ratusan ribu riyal dari usahanya di Arab Saudi.

Dengan bekal naluri berbisnis sejak muda, sekaligus dukungan sang suami, perempuan priangan ini mencoba mendalami bisnis kuliner dengan membuka Rumah Makan khas “Indonesia” di negeri arab. “Tentu selain mencari keuntungan, pendirian Rumah Makan dengan nama Restoran Mr. Sate yang juga melayani catering ini untuk lebih mengenalkan masakan asli Indonesia di sini (Arab Saudi-red),” ujar Neneng.

Bisa dilihat daftar menu makanannya yang tersedia dari Sate ayam dan kambing, nasi goreng, mujahir goreng lalapan, Pecel Lele, Bakso, Sop Buntut Sapi, Nasi rames dengan menu unggulan ayam bakar Mr Sate. Dilengkapi dengan minuman mulai dari es teh hingga es jeruk manis, maka lengkap sudah rasa “Indonesia” di restoran ini,”sambung Neneng.

Rumah Makan Mr Sate terletak di Jl. Muhammad Hasan Awwad, Sharafeyyah Jeddah, dengan bangunan dua lantai yang dijadikan Ibu Neneng itu cukup nyaman. Asristektur tampak depan dari bamboo, suasana di dalam restoran pun cukup nyaman.

Selain WNI/TKI, pelanggan tetap Mr Sate juga terdiri dari warga Arab Saudi asli, Jama’ah Umbroh maupun Haji, awak maskapai penerbangan, maupun lainnya. Banyak para pelanggan yang bertandang ke restoran ini untuk memenuhi hasrat perut yang keroncongan. Maklum, rasa Indonesia yang kaya rempah cukup mampu membunuh selera mereka yang juga mirip dengan makanan Indonesia.

Tak lupa ketinggalan, tutur Neneng, orang Arab juga cukup banyak yang ketagihan dengan resto ini. Biasanya mereka ke Mr Sate pada hari libur resmi Arab Saudi yang jatuh pada Kamis dan Jumat.

Menurut Khaled, warga Arab Saudi yang mengaku cukup sering menyambangi restoran ini mengatakan makanan di Mr Sate cukup enak. “Selain itu harganya juga cukup murah,” ujar Khaled. Dengan 13 Riyal Saudi (Rp32 ribu), anda sudah bisa menikmati ayam bakar, nasi putih dan segelas es teh manis.

Selain membuka lokasi di Jeddah, Mr Sate juga membuka cabang di kota Makkah. Tepatnya di Food Court Lt 4 Hotel Grand Zam Zam, Royal Clock Tower Mekkah, dengan letak gedung berada persis di pelataran Masjidil Haram.

“Justru yang paling laku pada saat musim haji dan umrah. Restoran saya diserbu para jamaah umbroh dan haji,” ungkap Hj Neneng Marwaty yang lahir di Bandung 3 November 1965 itu.

Pada puncak musim haji, ribuan box perhari menu andalan ayam bakar Mr Sate habis. Belum lagi ratusan porsi di hari biasa juga ludes terjual di Jeddah. Belum lagi langganan catering harian Mr Sate yang meliputi Jama’ah Umbroh/Haji, karyawan kantor-kantor perwakilan Indonesia dan beberapa negara Asia Tenggara seperti Thailand dan Malaysia, membuat usaha bisnis Neneng makin berkibar.

Restoran Mr. Sate berdiri pada 2006, dan langsung melesat dengan omset lebih dari 700 ribu Riyal Saudi pertahun (Rp1,7 Miliar). Total pegawai tetap yang saat ini membantunya berjumlah 13 orang. Dari jumlah itu kebanyakan adalah mukimin, dan satu dari Pakistan. Hanya apabila musim umbroh dan haji sudah tiba, beliau (Neneng) merekrut lagi tenaga musiman.

Sebagai WNI maupun aktivis BMI di Arab Saudi, kepedulian Hj Neneng Marwaty Darojat terhadap TKI tidak diragukan lagi. Walaupun waktunya cukup padat, dukungan dan bantuannya terhadap TKI serta bergabungnya bersama salah satu LSM POSPERTKI sangat luar biasa demi perjuangan. Disisi lain dengan segala jerih payahnya, Neneng ingin mewujudkan mimpinya untuk membangun sebuah panti asuhan atau yayasan yatim piatu di tanah air.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar